Sekilas Tentang: Pengangguran Yang Mencerdaskan

Catatan: Artikel ini adalah tulisan profil dan perbincangan dari narasumber yang pernah ditemui oleh pemilik situs http://northeist.wordpress.com (Rizal Utara), baik dalam kapasitasnya sebagai fotografer, reporter dan penulis untuk beberapa media klien.

Sumber: http://northeist.wordpress.com/2011/03/10/onno-w-purbo/

Pengangguran yang Mencerdaskan 
Sosok ini lebih dikenal dikenal sebagai pakar teknologi informasi di Indonesia. Bahasanya lugas, bicara apa adanya dengan tampilan sederhana namun bersahaja. Dialah Onno Widodo Purbo, lelaki kelahiran 17 Agustus 1962, Berbagai gagasan dari otak pria yang sering menyebut dirinya sebagai ‘pengangguran’ ini dinilai banyak orang sebagai gagasan yang brilian. Salah satunya adalah gagasan RT/RW-Net yang mengukir sejarah internet di Indonesia. Tercatat sebagai mahasiswa ITB Jurusan Teknik Elektro, angkatan 1981, Onno lulus dengan predikat wisudawan terbaik.

Roda kehidupan pun dilanjutkannya dengan menjadi dosen di ITB, namun memutuskan untuk mengundurkan diri semata-mata karena keinginannya yang kuat untuk mengabdi secara penuh demi mencerdaskan anak bangsa. Banyak hal yang dibicarakan dengan bapak dari lima anak ini, mulai dari kehidupan pribadi, hingga berbagai aktifitas yang dilakukannya dalam skala global, berikut petikannya:


Bisa diceritakan awal mula Anda terjun di dunia IT ?
Pertama kali mengenal komputer kalau tidak salah jenis Radio Shack sekitar tahun 1978-an, waktu itu masih duduk di SMA kelas satu. Yang saya ingat komputer itu milik alm. Prof. Iskandar Alisyahbana. Saya sering bermain dengan putra beliau, Bachti Alisyahbana untuk belajar pemrograman menggunakan BASIC. Sekitar tahun 1979-an bersama Wawan Salum, Bambang Soemarwoto, saya mendapat kerjaan menganalisa data hasil survey sebuah organisasi kewanitaan. Komputer yang dipakai waktu itu adalah Osborne dengan sistem operasi CP/M, nah, saat itulah saya pertama kali mendapat uang dari komputer.

Saat ini banyak yang mengenal anda sebagai pembicara seminar, penulis, pendidik, dan sebagainya, sebenarnya kesibukan apa yang anda geluti? 
Sekarang saya lebih sering menghabiskan waktu untuk menulis, baik buku, paper, dan pada berbagai situs di internet. Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai penulis lepas, kalau memang kebetulan saya berbicara di berbagai seminar ya itu konsekuensi dari kegiatan menulis saja.

Maksudnya penulis lepas berarti juga saat ini anda tidak terikat di institusi manapun? 
ya kalau dilihat di Depnaker, mungkin status yang tercantum pada diri saya saat ini adalah pengangguran. hahaha..

Dulu anda pernah berprofesi sebagai dosen di ITB, juga sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), lalu memutuskan mengundurkan diri. Sekarang anda memutuskan untuk menjadi penulis lepas dan bisa dibilang tanpa institusi, anda tidak menyesal? 
Mengapa saya harus menyesal? Toh saat ini saya pun masih menjadi ‘guru’. Bedanya di ITB dulu saya mengajar hanya untuk segelintir mahasiswa di dalam kelas, sedangkan saat ini murid saya tidak terbatas, ada dimana saja.

Lantas apa alasan utama anda memutuskan untuk berhenti menjadi dosen, bukankah oleh banyak orang hal itu justru merupakan hal yang diimpikan? 
Banyak faktornya. Salah satunya adalah pemikiran saya memang 'sedikit' berbeda dengan beberapa rekan di ITB dulu. Pernah pada suatu saat, saya ikut berkumpul dengan 12 profesor di ITB membahas masalah hak cipta. Dari ketiga belas orang yang hadir, hanya saya satu-satunya yang tidak percaya atau tidak setuju dengan apa yang namanya hak cipta, berbeda dengan ke 12 profesor yang lain, dan saat itu hanya saya yang bukan profesor. Faktor utamanya adalah, saya merasa bahwa dengan apa yang saya lakukan sekarang ini membuat saya lebih bermanfaat bagi semua orang. Mari kita analogikan, di ITB dulu dalam satu semester paling tidak saya hanya mengajar di tiga kelas dengan jumlah mahasiswa kurang dari 200 orang. Pada masa itu, apakah saya bisa membuat mereka semua pintar? Belum tentu semuanya kan? Sedang kan saat ini, saya menulis di internet yang bebas diunduh siapa saja, beribu-ribu orang bebas mengakses, setiap harinya saya membalas email yang jumlahnya ribuan. Bayangkan, itu hanya satu hari, dengan jumlah itu kesempatan untuk membuat pintar banyak orang akan semakin terbuka, itulah yang saya cari, manfaat diri.

Mengenai penghasilan anda sendiri? 
Itulah, kembali ke masalah hak cipta. Banyak yang menganggap bahwa hak cipta seakan-akan menjadi ‘pembuka’ pintu rezeki kita, padahal tidak sepenuhnya begitu. Bagi saya, hak cipta itu hanya milik Tuhan, dan untuk rezeki sudah diatur semuanya oleh Tuhan. Dan alhamdulillah rezeki saya saat ini lebih dari yang saya dapatkan saat masih mengajar dulu.

Anda dikenal sebagai sosok yang sangat antusias mencerdaskan masyarakat lewat media internet, di Indonesia apakah hal itu dapat berjalan efektif? 
Berbicara efektifitas, Anda tahu berapa harga buku pelajaran di sekolah saat ini? saya pikir bagi banyak orang jumlahnya cukup mahal. Tidak semua siswa dapat membeli buku sekolah, kalau begitu proses belajarpun akan terhambat. Sebenarnya pemerintah telah melakukan langkah yang tepat dengan membuka situs untuk mengunduh berbagai buku pelajaran secara gratis, ya buku saya juga termasuk salah satu yang dapat diunduh. Cuma sayangnya hal itu bukan tanpa kendala, bayangkan, dari sekitar sekitar 240 ribu jumlah sekolah di Indonesia, baru sekitar 10% saja yang tersambung jaringan internet. Padahal di sisi lain, pelajaran internet itu sudah masuk dalam kurikulum SMP dan SMA.

Lantas langkah apa yang anda lakukan? 
Saya sedang menyelesaikan pembuatan sistem operasi yang didalamnya sudah terdapat blog, webmail, wikipedia,dan lain-lain. Dengan sistem operasi itu maka komputer-komputer yang ada di lab sekolah tidak perlu tersambung ke internet, cukup salah satu komputer server saja maka aplikasi sudah segera bisa dijalankan.

Siapa yang mendanai pembuatan sistem operasi ini? 
Nothing, semua saya biayai sendiri, karena selain malas untuk ‘mengemis’ dengan mengajukan proposal ke berbagai lembaga atau institusi, niat tulus saya juga hanya untuk mencerdaskan masyarakat, itu saja. Saya bebaskan sekolah-sekolah di Indonesia menikmati hasil ciptaan saya ini dengan gratis.

Anda mempunyai mimpi dari kehidupan yang anda jalani saat ini? 
Tidak banyak, dalam hidup ini saya hanya ingin bermanfaat bagi siapapun, dengan menulis di berbagai situs, akan memberi kesempatan bagi siapapun untuk memperoleh ilmu yang sama dari apa yang saya miliki.

Share This Post

0 comments: